بسم الله الرحمن الرحيم
lihat kitab gunyah karya syekh Abdul qadir Al-jailani r.a
seketika itu api langsung dingin dengan izin Allah Swt. sebagimana firman-Nya :
‘Hai api, dinginlah engkau dan berilah keselamatan pada Ibrahim’.” (QS A-Anbiya [21] : 69).
URFA (UR) TURKI
Kota Tempat Dibakarnya Ibrahim
Nabi
Ibrahim al-Khalil diutus untuk berseru kepada kaumnya agar menyembah
Allah SWT. Sayangnya, banyak dari kaumnya, termasuk Tarikh (Azar),
ayahnya, ingkar dan menolak ajakan Ibrahim AS. Karena mereka tidak mau
menuruti ajarannya, Ibrahim pun pergi menghancurkan berhala-berhala yang
menjadi sesembahan para kaumnya.
Karena perbuatannya itu , kaum tersebut marah dan mengadukan perbuatan Ibrahim pada raja Babilonia, Namrudz (Nimrod).
Sebagai akibat dari perbuatannya, dan Karena kalah ketika berdebat
dengan Ibrahim, Raja Namrudz memerintahkan para pengawalnya untuk
mengumpulkan kayu bakar dan memasukan Ibrahim ke dalamnya. Perdebatan
antara Ibrahim dan Namrudz dapat dilihat pada surah Al-Baqarah [2]: 258 dan Al-Ankabut[29]: 24.
Dalam AlQuran diterangkan sebelum membakar Ibrahim, Raja Namrudz memerintahkan kaumnya untuk mendirikan sebuah bangunan yang tinggi yang bertujuan agar semua rakyatnya mengetahui tentang kejadian pembakaran ini.
“Mereka
berkata, “Dirikanlah sebuah bangunan untuk (membakar Ibrahim), lalu
lemparkanlah dia kedalam api yang menyala-nyala itu.” (QS. As-Shaffat [37: ] 97).
Setelah semuanya lengkap, mereka pun kemudian memasukan Ibrahim kedalam
api yang panas. Semua orang mengira Ibrahim akan terbakar dan hangus
didalamnya. Namun, atas kehendak dan pertolongan Allah SWT, api yang
sangat besar dan sedang membakar tubuh Ibrahim itu tidak mampu
membinasakannya. Sebaliknya, api tersebut menjadi dingin dan
menyelamatkan Ibrahim.
Dua Tiang Raksasa
Menurut
beberapa ahli sejarah, peristiwa pembakaran terhadap Nabi Ibrahim AS
itu terjadi di Kota Urfa atau Ur, di wilayah Mesopotamia, yang sekarang
masuk wilayah Turki. Urfa atau Ur atau Sanliurfa adalah kota kuno yang
berusia ribuan tahun. Kota ini bekas ibukota imperium-imperium besar
Mesopotamia (Ar-Rafidayn atau negeri diantara dua sungai – Eufrat dan
Tigris), misalnya Akkadia, Assyria, Babylonia, dan Selucia. Di kota
tersebut banyak peninggalan sejarah yang tak ternilai harganya, seperti
istana, kuil, ziggurat, patung, artefak, hingga kampung halaman dan
makam (tempat kelahiran) Nabi Irahim.
Beberapa benda sejarah Kota Urfa juga terdapat di beberapa museum besar
dunia, misalnya di Louvre (Paris), London, Berlin, USA (Universitas
Pennsylvania), dan lainnya. Para ahli sejarah menemukan sejumlah bukti
peninggalan Raja Namrudz, di antaranya adalah dua bekas tiang besar yang
sampai sekarang berdiri kokoh di Kota Urfa. Mereka menyebut dua tiang
tersebut sebagi tempat bertakhtanya Raja Namrudz. Kolam yang ada di
sekitar lokasi tersebut dipercaya bekas tempat dibakarnya Ibrahim.
Namun, sebagian ahli sejarah lainnya berpendapat, dua tiang besar itu
yang menjadi tempat dibakarnya Ibrahim.
Bila melihat bukti-bukti yang ada, keberadaan dua tiang besar itu
menunjukan kemegahan istana Namrudz. Namrudz pula yang memerintahkan
rakyatnya untuk membangun sebuah bangunan besar sebagai simbol
kesombongan dan keangkuhannya. Bangunan ini terkenal dengan nama Tower of Babel. Sebagaimana dikutip Harun Yahya, Lambert Dolphin dalam The Tower Of Babel dan The Confusion of Languages berusaha
mencari jawaban mengapa menara itu dibangun setelah di teliti, Dolphin
berkesimpulan, menara itu dibangun sebagai bentuk kesombongan untuk
mencari kepuasan dan kemegahan diri.
Bukit Tandus
Kedua
tiang besar yang diyakini sebagai peninggalan Namrudz itu, terletak di
pinggir lembah di atas benteng Kota Urfa. Kota Urfa ini sekarang
terletak di daerah yang sangat kering. Dan diperkirakan, zaman kuno dulu
lereng-lereng bukit yang tandus mengelilingi Kota Urfa.
Beberapa ahli sejarah seperti Yakut, sebagaimana dikutip dalam Mu’jam al-Buldan
tentang Babylonia, Ia menggambarkan bahwa negeri Babylon (Urfa) sebagai
berikut. “Ia berada di antara Tigris dan Eufrat yang disebut dengan
As-Sawad.”
Menurut beberapa sumber, pada abad ke-12 SM. saat diperintah oleh Seleukus I, seorang jendral pada masa Alexander The Great,
didirikan sejumlah pondasi disekitar lereng bukit di Urfa, tempat kedua
tiang besar itu berada. Ada pula yang mengatakan, keberadaan dua tiang
besar yang kini masi]h berdiri kokoh itu adalah bagian dari sebuah
gereja Kristen, yaitu Edessa. Konon, kedua tiang besar itu sebagai
symbol atas penyangga dari Romawi dan kekaisaran Persia.
Karena kondisi yang tandus, akhirnya dibangun sebuah irigasi agar lahan
pertanian di kota ini menjadi subur. Pemerintah Turki saat ini juga
mengembangkan kota ini sebagai pusat tujuan wisata karena keberadaannya
dengan situs purbakala yang berkaitan dengan masa lalu seperti kisah Raja Namrudz dan Nabi Ibrahim.
Sebagian
percaya, Ibrahim juga dilahirkan di Kota ini. Sebagaimana disebutkan
dalam berbagai buku mengenai kisah Ibrahim, ketika itu, Raja Namrudz
bermimpi akan kehancuran kerajaannya yang diakibatkan oleh seorang anak
laki-laki yang baru lahir, Ia pun memerintahkan seluruh pengawalnya
untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Karena itu, Ibunda
brahim berusaha menyelamatkan anaknya dan membawanya ke sebuah gua.
Penduduk sekitar Urfa meyakini bahwa gua tersebut sampai saat ini masih
ada dan berada di Kota Urfa, untuk itu, mereka mendirikan sebuah tempat
beribadah di sekitar lokasi itu.
Ketika Ibrahim selamat dari kobaran api, Ia bersama sebagian anggota
keluarganya pergi meninggalakan Urfa dan mengembara hingga ke Mesir,
Syam, Syria, Hebron dan Palestina. Sepeninggal Nabi Ibrahim, Allah
membinasakan kaum Urfa karena tidak beriman kepada Allah SWT.
Adzab untuk Penduduk Babel
Ketika Ibrahim meninggalkan kota Urfa, Allah SWT membinasakan kaumnya
dan menghancurkan kekuasaan Raja Namrudz. Sebagaimana dikutip oleh Sami
Abdullah al-Maghluts dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, Dr. Jamal Abdul Hadi dalam bukunya Jazirah al-Arab,
menyebutkan, teks-teks Sumeria melalui gubahan seorang penyair Sumeria
mengungkapkan akhir kota Urfa yang ketika itu diperintah oleh Raja
Orestmo (Namrudz). Kehancuran kerajaan Namrudz ini terjadi pada abad
ke-10 SM.
Urfa atau Ur adalah kota kelahiran Nabi Irahim AS. Kota ini mengalami
dua kali kekalahan telak dari bangsa Elam dan Amorites. Menurut Jamal
Abdul Hadi, penyair itu berkata, “Sang jantan meninggalkan tempat kediamannya dan anak-anaknya tercerai berai bersama angin”.
Dia menyebutkan sejumlah nama kota-kota besar, lalu meratapi nasib
akhir kota-kota itu. Setelah itu, dia menjelaskan ketetapan langit
terhadap kehancurannya dan pertumpahan darah penduduknya. Jeritan
manusia terus merebak, bangkai-bangkai manusia yang mati tertikam tombak
dan batu-batu ballista (ketapel), begitulah seterusnya sampai matahari
melunturkan lemah-lemah tubuh mereka. Bagi orang-orang yang selamat,
mereka hidup terhina dan kelaparan sampai-sampai sang ibu membiarkan
putrinya dan ayanh meniggalkan putranya serta seorang istri terpaksa
berpisah dengan suaminya.
Allah Maha Besar. Kota Babylonia (Babel) binasa dalam keagungan Allah
dan mengubur kesombongan Namrudz jauh di dasar bumi
Mitos Kolam Ikan Suci dan Tokek
Selain
peninggalan berupa dua tiang raksasa di tepi bukit, makom Ibrahim, juga
terdapat taman-taman serta kolam ikan yang berwarna jernih di sekitar
tempat itu. Warga Urfah meyakini, kolam ikan itu sebagai tempat
pembakaran tubuh Ibrahim AS. Konon, Ibrahim dilemparkan dari tempat
tertinggi ke tumpukan api yang sedang menyala. Ketika Allah
memerintahkan api agar menjadi dingin, warga Urfa percaya bahwa api-api
itu berubah menjadi air, mereka meyakini, tempat itu adalah kolam ikan
yang ada sekarang.
Menurut kepecayaan penduduk setempat, ikan-ikan yang ada di kolam itu
merupakan jelmaan dari abu yang membakar tubuh Ibrahim. Karena itu,
mereka menjaga ikan-ikan yang ada di kolam dengan hati-hati. Mereka
tidak berani mengambil ikan yang ada ditempat tersebut. Dan, mereka
menganggap kolam dan ikan-ikan tersebut sebagai sesuatu yang suci.
Seperti yang diungkapkan Ibnu Katsir dalam Qishash al-Anbiya’,
sebelum membakar Ibrahim, penduduk Urfa mengumpulkan kayu bakar dan hal
itu berlangsung sangat lama, mereka terlebih dahulu menggali sebuah
lubang besar, kemudian menaruh kayu didalamnya, lalu membakarnya. Lubang
besar iniah yang diyakini penduduk setempat sebagai kolam ikan
tersebut.
Tokek
Ketika
Allah SWT memerintahkan api menjadi dingin dan menyelamatkan Ibrahim,
semua penduduk kota itu tidak ada yang mampu mengambil manfaat dari api.
Diriwayatkan dari Minhal bin Amr, Ibrahim tinggal atau berada dalam
kobaran api itu selama 40 atau 50 hari. Ibrahim berkata, “Sebaik-baik
kehidupan yang saya rasakan adalah ahri-hari ketika saya berada dalam
kobaran api. Saya berharap, seluruh hidup saya seperti yang saya rasakan
dalam kobaran api itu.”
Ada cerita menarik dari kisah Nabi Ibrahim yang diselamatkan Allah dari
kobaran api. Sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari
Abdullah bin Musa, Rasulullah SAW memerintahkan membunuh tokek. “Tokek itulah yang dahulu meniup api Ibrahim (agar tidak padam).”
Aisyah RA meriwayatkan, “Bunuhlah tokek karena (binatang itu) yang telah meniup api yang digunakan untuk membakar Ibrahim.” (HR Ahmad dengan sanad dhaif).
Ungkapan serupa juga diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah, namun
dalam sanadnya terdapat perawi yang tidak dikenal. “Ketika Ibrahim
dilemparkan ke dalam api, semua hewan di muka bumi ini berusaha
memadamkan api tersebut, kecuali tokek yang berusaha meniupnya.”
Wa Allahu A’lam.
http://ulilalbaab.tk mengundang saudara untuk khatam AL Quran dan diskusi disana...
BalasHapus